Wednesday, August 03, 2005

Selamatkan Kreativitas Teknologi

Isu terbaru di tanah air terkait kreativitas teknologi adalah mengenai WiMax. Teknologi yang memungkinkan akses internet dapat dilangsungkan secara nirkabel, dengan jangkauan sampai 50 Kilometer dari titik akses ini dinilai sebagian kalangan belum saatnya diterapkan di Indonesia. Kendalanya kembali kepada regulasi yang belum ada. Padahal jika ujicoba WiMax tidak secepatnya kita lakukan, para user baik personal maupun industri akan semakin tertinggal dari bangsa lain.

Untuk urusan internet ini, kita jangan jauh-jauh membandingkan dengan negara-negara maju. Dukungan internet bagi pendidikan misalnya, kita harus mengaku kalah jauh dari Vietnam. Masih menurut Budi Rahardjo, beberapa perguruan tinggi di Asia telah mendapatkan bantuan dana untuk koneksi ke Internet, Namun dengan biaya yang sama hasilnya justru berbeda. Indonesia : 45 MB/sec, Vietnam: 150 MB/sec, dan China: 1 GB/sec. Sudah jelas resmi kita kalah dari Vietnam !” tandas Budi.

Untuk mengatasi beberapa kendala seperti dijelaskan di atas tentunya dibutuhkan grand desain dari sekarang. Semua aspek harus ambil bagian untuk membangun teknologi telematika tanah air. Tak cukup hanya pelaku telematika yang memahami. Regulator, aparat penegak hukum dan elemen terkait termasuk publik harus berusaha untuk paham. Begitu pun sebaliknya, masyarakat telematika Indonesia pun harus melek hukum agar tidak salah langkah. Hal tersebut mutlak dilakukan agar tidak terjadi kesenjangan dan kesalahpahaman di antara mereka dan supaya berbagai kekeliruan yang pernah terjadi dapat diminimalisir.

Masyarakat telematika harus berbenah, begitupun elemen aparat dan regulator. Jangan lagi membuat celah di sisi hukum yang akhirnya menyebabkan intrepretasi analogi yang keliru, yang akhirnya berujung pada pemasungan kreativitas, khususnya kreativitas teknologi. (red/indra kh)***